Tudingan negatif
sering dilontarkan terhadap pasar keuangan. Dalam berbagai krisisis yang
terjadi, pasar keuangan kerap dituding sebagai pemicu, sumber, atau memperparah
krisis. Seperti krisis 2007, para hedge fund dituduh sebagai sumber krisis
akibat sekuritisasi yang berlebihan pada produk investasi turunan dari kredit
property.
Fungsi utama pasar
keuangan sebenarnya adalah menjembatani antara pemodal yang memiliki dana lebih
dengan entrepreneurs yang membutuhkan modal untuk menjalankan bisnis di sektor
riil. Untuk itulah bermunculan produk-produk investasi saham dan obligasi. Dari
kedua efek yang bersifat kepemilikan dan utang tersebut kemudian dimunculkan
produk turunan seperti: Warrants, Options, CDOs, Future, Forward Contracts, dan
banyak lagi produk yang lainnya.
Hedge fund banyak
menanamkan modalnya di efek-efek derivative ini untuk mendatangkan keuntungan
spektakuler. Leverage yang besar juga merupakan ciri khas dari hedge fund.
Gordon Gekko menggambarkan tentang leverage dengan jelas dalam film Wall Street
: Money Never Sleeps. Dengan aset sejuta
Dolar, anda bisa menggunakan dana hingga seratus juta Dolar untuk bertaruh di
pasar keuangan.
Long Term Capital
Management (LTCM) adalah contoh gagal suatu hedge fund. LTCM dikomandoi puluhan
ahli matematika, fisika, komputer, dan dua orang ekonom peraih nobel, yaitu:
Myron Scholes dan Robert C.Merton. Myron Scholes adalah salah seorang penemu
Black-Scholes Equation, yaitu model untuk valuasi options. Beberapa partner
dari LTCM adalah Profesor di Harvard, Stanford, MIT, dan Doktor dari University
of Chicago dan London School of Economics (LSE). Bisnis dan transaksi
dijalankan dengan model-model matematika dan statistika yang sangat rumit serta
mekanisme perdagangan yang sangat sophisticated. Tahun 1998, mereka mengalami
kerugian lebih dari 2 miliar Dolar dalam hitungan minggu.
Tetapi saya
memandang bahwa para spekulan dalam pasar keuangan juga memberikan peran yang
sangat penting dalam membentuk equilibrium perekonomian global, tentu kita
memandangnya harus secara global, bukan per negara. Para spekulator melakukan
aksi sell besar-besaran terhadap minyak ketika harga hampir menyentuh $150 per
Barel. Para hedge fund lah yang pertama menyadari bahwa bubbling sudah terjadi
di pasar komoditas, walaupun mungkin mereka juga yang menciptakan. Aksi ini
pada akhirnya akan membuat perekonomian kembali menemukan titik equilibrium
baru pasca krisis, walaupun prosesnya memang menyakitkan bagi beberapa negara
atau pihak yang dirugikan.
Salah satu
instrumen investasi hedge fund adalah dengan mencari peluang arbitrase pada
produk-produk keuangan dunia, misalnya dengan memanfaatkan perbedaan suku bunga
dan nilai tukar. Mereka mampu melihat peluang arbitrase tanpa resiko dengan
menggunakan model-model matematika yang canggih dan rumit, yang mungkin tidak
akan bisa dilihat oleh pihak lain. Dengan demikian, hedge fund sudah berperan
menciptakan pricing yang efektif dengan menghilangkan mispricing di pasar
akibat ketidakefisienan pasar (price disparity). Untuk memahami sedikit tentang
teori arbitrase, lihat bagian absolute purchasing power parity (http://armanboy.blogspot.com/2010/09/introduction-to-foreign-exchange_16.html).
Para spekulan juga
ikut menciptakan likuiditas di pasar keuangan. Jika tidak terjadi likuiditas
yang cukup di pasar keungan, tentu tidak akan banyak pihak yang tertarik
mengalirkan dana ke pasar. Pada akhirnya suplai dana juga akan terbatas
sehingga sektor riil juga tidak akan bergairah karena ketiadaan modal. Kalau
BEI tidak memiliki likuiditas yang cukup, Saya yakin Credit Suisse, JP Morgan,
atau Citi Securities tidak akan memasukkan dana miliaran Dolar ke Indonesia.
Ya, suka atau tidak suka kita harus mengakui itu karena sekarang kita hidup
dalam zaman pasar bebas.
Kita memang harus
akui, secara nature, hedge fund itu
memang sifatnya sangat spekulatif. Oleh sebab itu ditujukan kepada investor
yang bisa dikatakan ‘the have”. Dengan kata lain, walaupun seluruh dana mereka
habis, perut mereka tidak akan terancam. Dan jika produk mereka mampu
memberikan return yang spektakuler, bukankah pada akhirnya dana itu akan
mengalir ke sektor riil? Saya berani mengatakan bahwa tidak mungkin aliran uang
hanya akan berputar di sektor keuangan, tetap pada akhirnya akan masuk ke
sektor riil. Yang menjadi masalah sekarang adalah, seberapa bubbling dulu dana
di sektor keuangan itu sebelum mengalir ke sektor riil? :D
0 comments:
Post a Comment